Rabu, 09 November 2011

Semangat Pahlawan di Dadaku


Upacara pagi ini menyambut Hari Pahlawan, 10 November 2011 terasa berbeda. Bapak Ibu Guru beserta karyawan membentuk barisan sendiri dengan rapi, tentunya ini menjadi suport bagi siswa siswi SMP Maria Mediatrix untuk meniru.. sementara sebagai kepala suku kelas guru dan karyawan di tetapkan yang mempunyai ciri badan tinggi gedhe, maka tidak terbantahkan lagi kalau Pak Arif ditetapkan sebagai kepala suku kelas guru dan karyawan. Masih terlihat kaku dan nyleneh khas gaya pak Arif dalam memberi komando pada bapak bapak dan ibu ibu buahnya... namun bukan itu yang penting ... ketika dibacakan kata kata mutiara dari para pahlawan, terasa ada yang sangat pas dengan kondisi sekarang ini bahkan hal ini diperkuat dan dipertegas dari amanah pembina upacara...Salah satu kata mutiara adalah "Right or wrong my country, lebih-lebih kalau kita tahu, Negara kita dalam keadaan bobrok, maka justru itu pula kita wajib memperbaikinya."Prof. Dr. R. Soeharso.
Lebih-lebih ketika bangsa ini menghadapi berbagai masalah dan musibah bagaikan kena kutukan, Sementara para pemimpin sibuk dengan urusan yang jauh dari kepentingan rakyat. Wakil rakyatpun seakan mengamini kondisi ini dengan berbagai macam kepentingan yang jauh dari kepentingan rakyat banyak.Kasus Korupsi yang tiada henti menggerogoti sendi-sendi berbangsa dan bernegara. Bagaikan penggenapan dari nubuat pujangga jaman dulu " Jaya Baya" dengan pernyataan
" pancen wolak-waliking jaman
amenangi jaman edan
ora edan ora kumanan
sing waras padha nggagas
wong tani padha ditaleni
wong dora padha ura-ura
beja-bejane sing lali,
isih beja kang eling lan waspadha"
dalam translate ke bahasa Indonesia
"sungguh zaman gonjang-ganjing
menyaksikan zaman gila
tidak ikut gila tidak dapat bagian
yang sehat pada olah pikir
para petani dibelenggu
para pembohong bersuka ria
beruntunglah bagi yang lupa,
masih beruntung yang ingat dan waspada"
bait-bait syair tersebut telah kita lihat di Bumi Pertiwi. Betapa Hatiku takan pilu.. telah gugur Pahlawanku... satu bait Lagu Nasionalisme yang menyentuh kalbu sekaligus ungkapan kerinduan yang begitu dalam akan sosok Pahlawan dengan Jiwa besar dan penuh pengorbanan... nan sulit kita lihat pada era ini. Tak pelak lagi keprihatinan ini menembus ruang dan waktu menyentuh jaman sehingga Prof. Dr. R. Soeharso terusik jiwa Nasionalismenya dengan keyakinan penuh Nasionalisme beliau mencoba mengalahkan jaman dengan pernyataan "Right or wrong my count, lebih-lebih kalau kita tahu, Negara kita dalam keadaan bobrok, maka justru itu pula kita wajib memperbaikinya."
Inilah yang kita butuhkan dan kita tunggu dari Rakyat Indonesia baik yang duduk di Tahta Kepemimpinan maupun yang berkubang lumpur penderitaan dan kemiskinan di bumi pertiwi. Pernyataan yang sama yang keluar dari hati yang tulus dengan semangat yang sama "Right or wrong my country, lebih-lebih kalau kita tahu, Negara kita dalam keadaan bobrok, maka justru itu pula kita wajib memperbaikinya."
Terlepas dari berbagai macam kasus, peristiwa, bencana dan kebijakan yang tidak mendukung rakyat di Negeri Tercinta ini, ada Letupan semangat Nasionalisme setelah mengikuti Upacara Hari Pahlawan. Justru inilah yang kita butuhkan selalu mengingat dan mengenang jasa para Pahlawan sekaligus mencontoh jiwa mereka yang tanpa pamrih berjuang untuk negeri ini. Jadi suatu "PENGAMINAN" dalam situasi saat ini, pidato sang Proklamator yang terkenal.

Guna memperbaiki kondisi bumi Pertiwi, Implementasinya Untuk lingkungan pendidikan adalah Berjuang menghasilkan karya terbaik buat Bangsa, Negara dan lingkungan tanpa mengorbankan Nasionalisme. Bahkan Jadikan Nasionalisme menjadi salah satu pupuk perjuangan sebagai seorang pelajar, guru ataupun unsur yang terlibat dalam bidang pendidikan.
Bukan hal yang naif jika dalam pendidikan kita sisipkan slogan " BERKARYA ATAU MATI" sebuah slogan yang berevolusi dari slogan Bung Tomo "MERDEKA ATAU MATI..!!!" ketika membakar semangat arek arek Surabaya dalam melawan sekutu, Sekaligus menjadi catatan Paling Heroik dalam sejarah perjuangan dan perjalanan bangsa ini.
Penanaman jiwa Nasionalisme pada saat ini adalah moment yang tepat bagi siswa siswi SMP Maria Mediatrix. Upacara peringatan Hari Pahlawan sekaligus pelantikan pengurus OSIS yang baru membawa angin segar dalam keluarga besar institusi ini. Betapa kita lihat mereka berbaris dengan rapi, mengikuti upacara dengan kidmat dan menyanyikan lagu perjuangan dengan sungguh sungguh dan memberikan penghormatan pada sang Saka Merah Putih ketika di kibarkan. Sungguh merupakan luapan jiwa Para Siswa seakan meneriakan suatu slogan menembus angkasa membawa pesan untuk para Pahlawan sambil kepalkan tangan dengan semangat membara jiwa muda sebagai tunas dan harapan bangsa ... "SEMANGATMU ADA DI DADAKU!!!, WAHAI PAHLAWAN BANGSA... "

TUTORIAL MENGIRIM TUGAS LEWAT CLASSROOM